• KOBARAN HARI YANG MENUA

    Lihatlah di ujung sana "Namaku tertulis dengan huruf-huruf api"
    Lambaian tangan melaikat memanggil hati yang tangguh memeluk jiwa,
    Melempar seberkas senyum suci dari Bidadari penjaga cinta,
    Berharap menempatkan seorang pemuda di dalam liang hatinya.

    Perjalanan panjang dari kisah yang mengalahkan busur waktu,
    Melewati semua lintasan yang telah ada dalam pertarungan di medan ini,
    Hingga sampai pada tepian yang tak memiliki batas gerak, dan
    Kemudian membelakangi hari itu menuju sebuah ujung yang paling jauh.

    Di sana' di hari yang telah berlalu itu ada goresan kisah yang sukar dikuliti,
    Kecuali mereka yang tlah menjadi bagian dari permainan di musim dingin,
    Sebab pada selimut dan ujung tepian gaun kecantikannya,
    Ada setitik bekas yang pernah ditinggalkan sebagai bukti bahwa hati itu pernah ada.
    Hari yang dulunya pernah merajai segala kisah, melakoni setiap kehidupan.

    Dan hari itu kini telah ku lakoni kembali, walau dulu aku pernah berjanji menjadi patok.
    Diam di tempat terhujam, tertanam dengan damai di petala bumi yang keras,
    Menyatu dengan cadas dan kerikil tajam, membaur dengan tanah yang pekat.
    Bahkan telah terkubur bersama mimpi para perintis berikutnya.

    Entahlah... Apakah keputusan menjadi pemain dalam sebuah pertarungan itu salah? atau
    Sebaliknya dengan cara seperti itu seorang Lelaki telah benar dikatakan sebagai Pria,
    Hanya aku dan jiwa kuat ini yg sanggup memahi segala guratan kisah yang sulit terkuliti itu,
    Kisah yang warnanya merah muda, cerita yang tak pernah tersurat, tapi sangat kuat.

    Inilah mimpi itu kawan, "Begitulah kata Array" dan kini aku ulangi kalimat nya..
    Kalimat yang hanya aku yang bisa..
    Kalimat yang hanya aku yang mampu
    Kalimat yang hanya aku..

    Ya Hanya aku,, dan kemudian pada suatu hari kau akan memahaminya.
    Jangan biarkan waktu yang menjawab semua mimpi-mimpi,
    Karena aku "BENCI DENGAN JAWABAN WAKTU"

0 komentar:

Posting Komentar